Halau Satwa Liar Masuki Area Perkebunan, Istri Petani Di Desa Tasik Serai Bengkalis Tewas Di Injak Gajah

Halau Satwa Liar Masuki Area Perkebunan, Istri Petani Di Desa Tasik Serai Bengkalis Tewas Di Injak Gajah
Evakuasi Korban dari lokasi masuknya Satwa Liar

Bengkalis, Terbilang.id - Seorang petani di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, dilaporkan tewas setelah diserang dan diinjak oleh gajah liar yang masuk ke area perkebunan miliknya di Desa Tasik Serai, Kecamatan Talang Muandau. Peristiwa tragis ini terjadi pada Rabu dini hari, 6 Agustus 2025, sekitar pukul 04.00 WIB.

Korban diketahui bernama Natalia, yang saat kejadian sedang bermalam di pondok kebun bersama suaminya, Oslen Panjaitan.

Kapolres Bengkalis, AKBP Budi Setiawan, menjelaskan bahwa awalnya korban dan suaminya sedang tidur ketika mereka mendengar suara kehadiran gajah di sekitar ladang.

“Sekitar pukul 04.00 WIB, korban dan suaminya mendengar suara gajah liar. Mereka turun dari pondok untuk mengusir gajah yang sudah masuk ke area kebun,” ungkap AKBP Budi Setiawan.

Namun sayangnya, dalam kondisi gelap gulita, gajah tersebut justru mengejar keduanya. Sang suami sempat berusaha mengalihkan perhatian gajah agar istrinya selamat. Naas, ia terjatuh ke dalam parit, sedangkan Natalia menjadi sasaran gajah karena diduga menyalakan senter dari korek api (mancis) yang memancing perhatian satwa liar tersebut.

“Suami korban mendengar teriakan minta tolong dan permohonan ampun dari korban,” lanjut Kapolres.

Sekitar pukul 06.00 WIB, ketika langit mulai terang, sang suami kembali ke lokasi suara terakhir dan menemukan istrinya telah tergeletak tidak bernyawa.

Kejadian ini kembali menyoroti konflik antara manusia dan satwa liar, khususnya di wilayah-wilayah yang menjadi jalur jelajah gajah Sumatra, spesies dilindungi yang kini semakin terdesak akibat alih fungsi lahan dan fragmentasi habitat.

Pihak kepolisian dan BKSDA Riau disebut tengah menyelidiki lebih lanjut penyebab masuknya gajah ke areal perkebunan warga dan langkah penanganan jangka panjang untuk menghindari kejadian serupa. (*)