Harga Telur Ayam Naik Di Pasaran, 3 Kementerian Saling Lempar Penyebabnya

Harga Telur Ayam Naik Di Pasaran,  3 Kementerian  Saling Lempar Penyebabnya
Pedagang Telur Ayam Sedang Melayani Pembeli

Jakarta,  Terbilang.id -  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementerian Pertanian tak terkait dengan kenaikan harga telur, saat ini produktivitas para produsen telur ayam saat ini masih sangat bagus.

Menurut Syahrul Yasin, persoalan harga telur ayam kewenangan Kementerian Perdagangan. Ia menegaskan domain Kementan adalah soal produktivitas, sementara mengenai harga telur Mendag Zulhas jelas lebih paham. 

"Tanya Mendag, yang jelas produktivitas oke," pungkasnya di Gedung Kemenko Ekonomi, Jakarta, Rabu (24/8/2022). 

Terpisah,  Zulkifli Hasan mengatakan berdasarkan situs resmi Kementerian Perdagangan, per 24 Agustus 2022, harga telur ayam ras di tingkat eceran mencapai Rp31.000 per kilogram atau naik sekitar 2,9% dibandingkan seminggu sebelumnya. Angka itu naik sekitar 6,1% dibandingkan sebulan sebelumnya.

"Kemensos kebetulan merapel programnya tiga bulan sekaligus. Telur lagi dibeli. Jadi Kemensos memberikan bantuan tiga bulan dirapel. Bantuan telurnya banyak, jadi (harga) naik," ujar Zulhas saat ditemui di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (24/2022)

Ia menilai distribusi telur dalam skala besar untuk program bansos menyebabkan permintaan telur ayam meningkat di pasaran dan berdampak pada kenaikan harga. Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera melakukan pertemuan dengan pelaku usaha pada tingkat peternakan petelur ‘day old chicken’ (DOC).

"Mudah-mudahan tiga minggu sampai satu bulan mendatang sudah mulai turun lagi tetapi dengan harga yang wajar. Konsumen beli tidak berat tapi peternaknya tidak rugi," tutur Zulhas. 

Kata dia, idealnya harga telur berada di kisaran Rp28.000-Rp29.000 per kilogram. Saat ini, rata-rata harga telur ayam ras terendah terjadi di Jambi Rp26.000 per kilogram. 

Sedangkan harga tertinggi terjadi di Papua Rp42.000 per kilogram. Sementara itu, harga di DKI Jakarta mencapai Rp30.700 per kilogram. 

Disisi Lain, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini membantah penyaluran bansos reguler dalam Program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) atau Kartu Sembako menjadi penyebab kenaikan harga telur.

Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan Program BPNT senilai Rp 200.000 per bulan per keluarga manfaat dalam bentuk uang tunai, bukan telur. 

"Yang jelas saya enggak bantu telur, karena enggak mungkin. Gimana cara baginya orang jutaan jumlahnya, kita bagi pecah sampai sana. Kita bantu uang ya," ucapnya. 

Keluarga penerima manfaat, kata dia, bisa menggunakan bantuan dana tersebut untuk membeli bahan pangan pokok, termasuk membeli telur. 

"Enggak ada kita menyiapkan (telur). Bagaimana caranya sekian juta orang kali... Taruh lah satu orang satu kilo saja, 10 juta kilo. Bagaimana dengan 18 juta orang?" tutup Risma. 

Penulis : Didi Hasriadi