Tak Mampu Realisasi Bonus Atlet Eks PON XXI, Ketua FAI Usulkan Pemprov Riau Gandeng BUMD Lewat Skema Dana CSR

Pekanbaru, Terbilang.id - Ketua Federasi Akuatik Indonesia (FAI) Provinsi Riau, Androy Ade Rianda, mendorong Pemerintah Provinsi Riau untuk segera mencari solusi atas polemik pemotongan bonus atlet PON XXI Aceh–Sumatera Utara 2024. Salah satu opsi konkret yang diajukan adalah menggandeng BUMD dan pihak swasta melalui skema Corporate Social Responsibility (CSR).
“Dispora dan Gubernur bisa menggandeng Bank Riau Kepri, Riau Petroleum, atau BUMD lainnya. Lewat CSR mereka bisa bantu menutup kekurangan bonus para atlet yang sudah berjuang mengharumkan nama Riau,” ujar Androy saat ditemui usai rapat di Gedung DPRD Riau, Rabu (16/7/2025).
Androy yang juga anggota DPRD Riau dari Fraksi Gerindra itu mengingatkan bahwa ketidakpastian terhadap pemberian bonus bukan sekadar urusan administratif, tetapi menyangkut harga diri dan motivasi atlet. Ia mengkhawatirkan fenomena "eksodus atlet" ke provinsi lain bisa kembali terjadi jika persoalan ini tidak ditangani dengan bijak.
“Kita ini membina atlet sejak usia muda, tapi saat mereka berprestasi, justru dihargai provinsi lain. Ini sangat disayangkan. Kita bisa kehilangan generasi emas karena mereka merasa tak dihargai di tanah sendiri,” tegasnya.
Androy menegaskan pentingnya komitmen pemerintah daerah terhadap janji bonus sebagai bentuk penghargaan atas pencapaian atlet. Jika APBD belum mampu menutup keseluruhan bonus, ia menyarankan agar pembayaran dilakukan secara bertahap, sambil membuka ruang kolaborasi dengan dunia usaha.
“Kalau memang belum cukup dananya, bayarkan dulu sesuai kemampuan. Tapi jangan hilangkan hak mereka. Sisanya bisa dikejar lewat mitra-mitra BUMD dan swasta. Saya yakin banyak yang mau ikut peduli,” imbuhnya.
Menurutnya, sektor swasta dapat menjadi kekuatan baru dalam ekosistem pembinaan atlet, jika digerakkan secara sistematis dan kolaboratif.
Lebih lanjut, Androy mengingatkan bahwa bonus bagi atlet bukan hanya sekadar insentif, tetapi simbol apresiasi dan pengakuan yang melekat pada perjuangan panjang mereka.
“Para atlet ini rela berkorban waktu, tenaga, bahkan masa muda untuk latihan keras. Jangan sampai semangat mereka dipatahkan hanya karena urusan anggaran yang tak kunjung pasti,” ucapnya.
Ia pun berharap agar persoalan ini segera dituntaskan secara manusiawi dan adil, agar Riau tak kehilangan kepercayaan dan loyalitas atlet-atlet terbaiknya di masa depan. (*)