Blusukan Lingkungan Pertama, Bupati Siak Temukan Ratusan Kubik Kayu Mahang Tanpa Dokumen Di Tepian Sungai Apit

Siak, Terbilang.id - Mengawali masa jabatannya sebagai Bupati Siak periode 2025–2030, Afni Zulkifli langsung menunjukkan komitmen kuat terhadap perlindungan lingkungan. Di hari pertama kerjanya, Senin (9/6/2025), bupati perempuan pertama di Kabupaten Siak itu melakukan kunjungan ke Rumah Alam Bakau, Dusun I Karanganyar, Kecamatan Sungai Apit.
Namun dalam kunjungan tersebut, Afni menemukan temuan mencengangkan yaitu ribuan tual kayu jenis Mahang terlihat tertumpuk di aliran Sungai Raya, Kampung Rawamekarjaya, Kecamatan Sungai Apit. Kayu-kayu tersebut diduga sengaja disembunyikan di balik lebatnya tanaman air dan mangrove yang tumbuh di sepanjang bantaran sungai.
"Saya kaget melihat banyaknya kayu siap angkut yang ditutupi tanaman bakung. Jika tidak memiliki dokumen sah, maka ini jelas ilegal," tegas Afni.
Didampingi aparat kecamatan dan perangkat kampung, Afni langsung melaporkan temuan tersebut ke Polsek Sungai Apit, serta meminta pihak kepolisian menelusuri asal-usul dan kepemilikan kayu tersebut. Ia menduga, kayu Mahang yang ditemukan berasal dari penebangan hutan alam, mengingat kawasan tersebut bukanlah wilayah hutan tanaman industri.
“Meski bukan kayu yang dilindungi, tetap ada mekanisme dan izin yang harus dipenuhi. Jika tidak, artinya ini kayu ilegal. Kita tidak hanya bicara soal lingkungan, tapi juga potensi hilangnya sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah),” ujar Afni.
Lebih lanjut, Afni mengingatkan bahwa kegiatan ilegal seperti ini merugikan daerah, terutama karena hasil alam diangkut melalui infrastruktur yang dibangun menggunakan uang rakyat.
“Saya minta masyarakat untuk tidak merusak hutan alam. Kesadaran menjaga lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.
Temuan ini mempertegas komitmen Bupati Afni Zulkifli terhadap pengawasan sumber daya alam dan penegakan aturan perizinan di Kabupaten Siak. Pemkab Siak akan terus mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjaga hutan dan lingkungan hidup agar tetap lestari dan berkelanjutan. (*)