Tokoh Pemuda Dan Warga Pernah Terpapar Pemahaman Radikalisme Gelar FGD Nilai Nilai NKRI Bersama Polresta Pekanbaru

Tokoh Pemuda Dan Warga Pernah Terpapar Pemahaman Radikalisme Gelar FGD Nilai Nilai NKRI Bersama Polresta Pekanbaru
Polresta Pekanbaru melalui Satuan Intelkam menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Penguatan Nilai-Nilai NKRI”, Sabtu (27/7/2025),

Pekanbaru, Terbilang.id - Dalam upaya memperkuat semangat kebangsaan dan mendorong proses reintegrasi sosial yang sehat, Polresta Pekanbaru melalui Satuan Intelkam menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Penguatan Nilai-Nilai NKRI”, Sabtu (27/7/2025), di salah satu kafe di Kota Pekanbaru.

Kegiatan ini diikuti oleh warga Pekanbaru yang pernah terpapar paham radikalisme dan terorisme, serta sejumlah tokoh pemuda. Dipimpin langsung oleh Kasat Intelkam Polresta Pekanbaru, AKP Bagus Nagara Baranacita, S.I.K, FGD berlangsung dalam suasana terbuka, dialogis, dan penuh kekeluargaan.

Dalam arahannya, AKP Bagus menegaskan pentingnya menjaga komitmen terhadap NKRI di tengah derasnya arus informasi digital yang kerap memunculkan narasi menyesatkan. Ia juga mendorong peserta untuk terus menjunjung tinggi nilai gotong royong dan toleransi dalam kehidupan sosial.

“FGD ini menjadi ruang refleksi sekaligus penyegaran. Kita ingin masyarakat tetap kokoh dalam komitmen kebangsaan dan tidak mudah terprovokasi oleh paham yang menyimpang dari ideologi negara,” ujarnya.

Salah satu peserta berinisial RE, yang pernah terpapar paham radikal, menyampaikan penyesalannya serta tekad untuk kembali sepenuhnya ke tengah masyarakat. Ia mengakui keterlibatannya di masa lalu banyak dipicu oleh informasi sesat yang tersebar di media sosial.

“Saya menyesal dan tidak ingin terjebak lagi. Kini saya berkomitmen menjadi bagian dari masyarakat yang menjaga persatuan serta menjauhi kekhilafan masa lalu,” ujar RE.

Ia juga mengapresiasi Polresta Pekanbaru atas pendampingan dan ruang pembinaan yang terus diberikan.

Kasat Intelkam menegaskan bahwa pendekatan persuasif dan humanis akan terus menjadi strategi utama dalam proses deradikalisasi dan pembinaan terhadap individu yang pernah terpapar.

“Kami tidak ingin menghakimi, tapi merangkul. Yang terpenting adalah bagaimana mereka bisa kembali sebagai bagian dari solusi, bukan ancaman,” tegas AKP Bagus. (*)