Aktivis Gandeng Universitas Lancang Kuning Laksanakan Acara Nonton Bareng Dan Diskusi Awal Tahun Terkait Agraria
Pekanbaru, Terbilang.id - Sektor agraria belakangan ini menjadi sorotan utama di Indonesia dengan rentetan konflik yang selalu memanas. Insiden terakhir terjadi di pulau Rempang, Kepulauan Riau, menandai konflik agraria yang kerap menghiasi pemberitaan. Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) mencatat bahwa antara tahun 2015 hingga 2022, sebanyak 2701 konflik agraria meletus di berbagai daerah di Indonesia.Data yang dihimpun oleh KPA menunjukkan, dari total konflik tersebut, 1934 orang mengalami kriminalisasi, 814 orang mengalami tindakan kekerasan, 78 orang terluka akibat penembakan, dan 69 orang di antaranya meninggal dunia. Konflik ini melibatkan lahan seluas hampir 6 juta hektar, memengaruhi lebih dari 1,7 juta keluarga.
Sehubungan dengan pentingnya edukasi Masyarakat Terkait Konflik Agraria Universitas Lancang Kuning berencana melaksanakan Nonton Bareng pada Hari Selasa tanggal 2 Januari 2024 Berlokasi di Perpustakaan Universitas Lancang Kuning, Provinsi Riau
Selain itu Para aktivis BEM Se-riau, Aktivis Mapala dan Akademisi Universitas Lancang Kuning menggandeng Rektor Universitas Lancang Kuning melaksanakan Diskusi Awal Tahun tentang Konflik Agraria di Riau.
Acara tersebut Akan hadir Oleh Ketua LAM Riau, Perwakilan Masyarakat Adat Talang Mamak, Perwakilan Masyarakat Adat Sakai, Perwakilan Masyarakat Kelurahan Okura, Perwakilan Masyarakat Desa Koto Garo Kampar, Pengurus BEM se Riau, Mapala SE Riau, NGO se Riau Serta Ormas dan OKP SE Riau
Sedangkan acara Nonton Bareng akan di Buka Oleh Pak Rektor Universitas Lancang Kuning Mengundang Gubernur Provinsi Riau Dan narasumber yang hadir adalah Akademisi sekaligus aktivis Dr M. Rawa El Amady Dan Juga Pegiat Advokasi Agraria Ir. H. A.Z Fachri Yasin M.Agr.Econ
Sesuai Perencanaan Diskusi akan di moderatori oleh Koordinator Presiden BEM se Riau , saudara Nanang yang mana akan mengupas permasalahan tentang pertanahan dan konflik Agraria di Provinsi Riau
Sedangkan Film Tanah Moyangku ini mengambil pandangan dari pengamatan Ward Berenschot dan mendalami sejarah konflik agraria dengan melibatkan diskusi dengan antropolog Riau Bang Dr. Muhammad Rawa El Amady MA terhadap konflik agraria di berbagai lokasi.di Riau termasuk menceritakan pengalaman beliau me mediasi Konflik Pertanahan di Riau.
Film Tanah Moyangku telah diluncurkan beberapa waktu lalu dalam Film ini diharapkan dapat memberikan wawasan mendalam tentang sejarah konflik agraria di Indonesia dan memberikan pandangan kritis ttg konflik dan latar belakang konflik yg terjadi di Indonesia
Terpisah, Rektor Universitas Lancang Kuning sangat menyambut baik acara nonton Bareng dan diskusi publik yang di laksanakan di kampusnya , " Saya berharap kampus Universitas Lancang Kuning menjadi kawah candradimuka bagi para kaum intelektual di Riau, kawan kawan NGO, Mahasiswa untuk menenpa diri, terutama cara pandang kita tentang Konflik Agraria Di Riau yang semakin hari semakin marak di Riau ini, Universitas Lancang Kuning juga siap menjadi garda terdepan Resolusi penangan Konflik Agraria yg ada di Riau ini."
Kami juga punya sumber daya manusia , dosen dan civitas akademika yang lengkap dan mumpuni untuk itu." Tutup sang Rektor Muda ini bersemangat.
Penulis : Muhammad Heru