Krisis Listrik Di Kabupaten Bengkalis, Warga Desak Solusi Nyata Dan Dukung Realisasi Kabel Laut
Bengkalis, Terbilang.id - Kabupaten Bengkalis kembali dilanda krisis pasokan listrik. Pemadaman bergilir yang diterapkan oleh Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Bengkalis menuai protes keras dari warga. Masyarakat menilai kebijakan tersebut merupakan bentuk kemunduran pelayanan yang merugikan pelanggan dan melemahkan produktivitas masyarakat di pulau terluar Provinsi Riau ini.
Sejumlah warga bahkan mendesak pencopotan Manager PLN Bengkalis, Muhammad Ashqalany Aulia Rahman, karena dianggap gagal mencari solusi konkret atas krisis energi yang sudah berlangsung puluhan tahun.
“Kami ingin solusi, bukan kebijakan yang menyulitkan. Pemadaman ini bukan jawaban, justru mencerminkan kemunduran,” tegas Sahroni, salah satu pelanggan PLN Bengkalis.
Namun, di tengah kekecewaan itu, ada pula seruan untuk bersama-sama mendorong pemerintah pusat merealisasikan jaringan listrik bawah laut, seperti yang telah diterapkan di Pulau Rupat.
“Kalau kabel bawah laut bisa dibangun di Bengkalis, saya yakin masalah padam listrik bisa diatasi dengan signifikan,” kata Robi, warga lainnya.
Ia menilai pengadaan mesin diesel tambahan hanya solusi jangka pendek, sementara jaringan kabel laut menawarkan efisiensi dan keberlanjutan. Robi mengajak masyarakat, PLN, dan pemerintah untuk duduk bersama membangun kolaborasi menuju solusi permanen.
Sementara itu, Manager PLN Bengkalis, Muhammad Ashqalany, menyampaikan permohonan maaf dan menyatakan bahwa pemadaman yang terjadi bersifat kondisional dan tak bisa dihindari. Ia menyebut cuaca ekstrem menyebabkan lonjakan konsumsi listrik sekaligus menurunkan kinerja mesin PLTD.
“Kami tetap berusaha maksimal untuk meminimalkan pemadaman, terutama untuk pelanggan umum,” ujarnya.
Ashqal juga menegaskan pihaknya siap berdiskusi terbuka dengan media dan masyarakat, namun mengakui bahwa kewenangan mengenai pembangunan kabel bawah laut berada di manajemen PLN tingkat atas dan pemerintah pusat.
PLN Bengkalis berharap pembangunan gardu induk di Desa Buruk Bakul yang sedang digesa saat ini dapat menjadi langkah awal penguatan infrastruktur kelistrikan. Di sisi lain, masyarakat menanti langkah konkret dan terobosan energi yang lebih modern dan berkelanjutan demi kemajuan Kabupaten Bengkalis. (*)


