Tokoh Pemuda Riau, Zulkardi Mengecam Keras pernyataan Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang menyebut TNI Mirip Gerombolan Ormas

Tokoh Pemuda Riau, Zulkardi Mengecam Keras pernyataan Anggota Komisi I DPR RI Effendi Simbolon yang menyebut TNI Mirip Gerombolan Ormas
Bersama Rakyat TNI menjadi Kuat

Pekanbaru,  Terbilang.id - Tokoh Pemuda dari Wilayah Riau, Zulkardi menegaskan bahwa tak ada sifat gerombolan Ormas dari TNI karena institusi militer seperti TNI merupakan organisasi yang menjiwai dan dijiwai rakyat, Bersama TNI Rakyat Menjadi Kuat. 

"Sebagai Wakil Rakyat Sepertinya Effendi Simbolon lupa atas Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 10 November 1945, Bagaimana besarnya pengorbanan TNI untuk negara republik Indonesia,Perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan salah satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasionalis atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme".

"Setidaknya saat itu 6,000 - 16,000 pejuang dari pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban dari pasukan Inggris dan India kira - kira sejumlah 600 - 2000 tentara".

"Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk melakukan perlawanan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November itu dan kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang".

Maka dari itu, Tokoh Pemuda Riau ini Meminta Effendi simbolon untuk Meminta Maaf kepada Lembaga TNI dan juga rakyat Republik Indonesia atas pernyataan nya menyebutkan TNI seperti Gerombolan Ormas.

Tak berhenti disitu, Zulkardi Juga Menyebutkan Komisi I DPR RI Effendi Simbolon juga dapat dikenakan Proses hukum Pasal 353 dan 354 yang tertuang dalam RKUHP, atas penghinaan kepada lembaga negara  dan disanksi seberat beratnya untuk memberikan efek jera agar di kemudian hari penghinaan terhadap lembaga TNI tidak terjadi lagi. Ungkapnya

“Zulkardi Menambahkan, bahwasannya Institusi Militer Sebesar TNI sejatinya punya satu komando, yaitu azas komando dalam operasi penggunaan kekuatan TNI loyal pada Kepentingan Rakyat dan Selalu Melindungi Teritorial NKRI," tegas Zulkardi dalam keterangan tertulis yang diterima Terbilang.id , Selasa (12/9/2022).

Tokoh Pemuda Riau ini  juga menyampaikan bahwa dalam hal Kekuatan Menjaga NKRI, prajurit TNI loyal kepada Panglima TNI serta petinggi TNI lainnya termasuk Kepala Staff Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

Zulkardi menambahkan, TNI merupakan Institusi Militer terkuat dalam melindung bangsa. Ia meminta semua pihak harus mengingat hal itu.

“TNI sebagai alat pertahanan negara dan Institusi terdepan dalam melindungi bangsa, itulah kelebihan TNI khususnya TNI AD," pungkasnya.

Sebagai Informasi, Pernyataan Effendi yang menyebut TNI seperti gerombolan ia sampaikan dalam rapat bersama di Komisi I DPR RI yang dihadiri Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Wamenhan Muhammad Herindra, dan kepala staf angkatan kecuali Dudung.

Awalnya, Effendi geram karena menemukan banyak ketidakharmonisan dan ketidakpatuhan yang terjadi di tubuh TNI.

Selanjutnya, Effendi menyoroti pihak yang tidak datang rapat. Padahal, Andika, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo memenuhi panggilan Komisi I.

Effendi pun mempertanyakan apa yang sedang terjadi di tubuh TNI.

"Semua ini kita hadir di sini untuk mendapatkan penjelasan dari Panglima TNI, dari KSAD, bukan dari Wakasad. Dan dari Menhan, dalam kaitannya ada apa yang terjadi di tubuh TNI ini?" ujar Effendi di ruang rapat Komisi I DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022).

Effendi mengatakan, selepas rapat pembahasan anggaran, perlu dilakukan rapat khusus yang menghadirkan semua petinggi TNI, termasuk Dudung.

"Kami banyak sekali temuan-temuan ini, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," ujar dia.

Penulis : Muhammad Heru