SMK Negeri 3 Pekanbaru Telat Input Data PDSS, Plt Kadisdik Riau Lakukan Investigasi Pengawasan Dan Pembinaan
Pekanbaru, Terbilang.id - Ratusan siswa SMK Negeri 3 Pekanbaru harus menerima kenyataan pahit dikarenakan impian para siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) harus pupus akibat kelalaian dari administrasi pihak sekolah.
Keterlambatan penginputan data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) hingga melewati batas waktu yang ditentukan yaitu 31 Januari 2025 menjadi penyebab utama siswa SMKN 3 Pekanbaru tidak dapat mengikuti SNBP.
Akun resmi Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) Kementerian Pendidikan menolak data dari sekolah dengan NPSN 10403903 tersebut.
Akibatnya, seluruh peserta didik kelas IX SMKN 3 Pekanbaru kehilangan kesempatan untuk masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur prestasi.
Pihak SNPMB menyarankan agar siswa mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK-SNBT) 2025 sebagai alternatif.
Atas kelalaian ini sejumlah orangtua siswa mengaku sangat kecewa dengan pihak sekolah karena akan berdampak langsung pada masa depan anak-anak mereka.
"Kami baru saja mendapatkan informasi bahwa anak-anak kami tidak bisa mengikuti SNBP. Ini sangat mengecewakan, karena mereka telah belajar keras selama lima semester, tetapi hasil kerja keras mereka menjadi sia-sia akibat kelalaian administrasi," ujar salah satu orangtua.
Mereka pun meminta pihak sekolah bertanggung jawab atas kesalahan tersebut, mengingat kesalahan ini bukan berasal dari siswa, melainkan dari pengelolaan administrasi sekolah.
Menanggapi permasalahan ini, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Edi Rusma Dinata, menyatakan bahwa pihaknya telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk melakukan investigasi terhadap keterlambatan penginputan data PDSS untuk seluruh SMK Negeri Provinsi Riau
"Saat ini kami sedang melakukan investigasi terkait keterlambatan input data tersebut. Kami telah menugaskan pengawas, pembina, dan kepala bidang terkait untuk mengkonfirmasi kejadian ini," ujar Edi Rusma Dinata.
Orangtua dan siswa berharap ada solusi yang dapat diberikan agar hak mereka untuk mengikuti SNBP tidak hilang begitu saja.
