Proyek Pembangunan Payung Elektrik Kawasan Agung Annur Menjadi Sorotan, Ternyata Proyek Lain Juga Tidak Selesai Tepat Waktu

Proyek Pembangunan Payung Elektrik Kawasan Agung Annur Menjadi Sorotan, Ternyata Proyek Lain Juga Tidak Selesai Tepat Waktu
Kondisi Terkini Payung Elektrik Agung Annur

Pekanbaru, Terbilang.id - Proyek Payung Elektrik Masjid Agung Annur di Riau saat ini menjadi sorotan dari kalangan legislatif. Setelah ditelusuri ternyata, tidak satu proyek ini saja yang tengah menuai masalah terdapat juga proyek lain yang tidak selesai tepat waktu.

Proses Pembangunan ini sebelumnya ada tahapan perencanaan, pelaksanaan, kemudian pengawasan ini harus sejalan, maka dari itu dipastikan dahulu kebenarannya Ujar Anggota Komisi V DPRD Riau Ade Hartati Rahmat, Senin (27/3/2023).

Kata dia, jika payung raksasa Masjid Annur menjadi masalah, tentu menjadi pertanyaan lagi proses pembangunannya.

"Karena mungkin tak hanya satu ini yang mengalami kasus. Jembatan Sail juga ada kasus juga yaitu tak selesai sesuai waktu, Asrama Riau di Jogja juga begitu," kata Ade.

Ia berharap, pembangunan Riau mengarah ke lebih baik sebagaimana yang ada dalam visi-misi Gubernur Riau Syamsuar. Ia tidak ingin, ke depan banyak persoalan yang timbul setiap kali ada pembangunan.

"Jangan ujung-ujungnya gubernur sebagai penanggung jawab dan memberi kepercayaan ke jajarannya tapi berkali-kali kejadian seperti ini, maka ada hal yang harus menjadi perhatian serius dari seluruh lapisan," kata dia.

Ia meminta ketegasan Syamsuar selaku kepala daerah yang memiliki wewenang penuh. Ia menyebut, jangan mudah percaya oleh laporan-laporan dari jajarannya.

"Gubernur harus mau mendengarkan masukan dari legislatif dan masyarakat," kata dia.

Anggota Komisi IV DPRD Riau Sugeng Pranoto mengatakan, dengan besaran anggaran yang mencapai Rp 42 miliar tersebut, payung elektrik raksasa di Masjid Annur ini mestinya memiliki ketahanan yang sangat kuat.

"Katanya, terpalnya berkualitas, yang bisa bertahan dan tidak lapuk selama puluhan tahun, tapi kok ini bisa hancur ya," kata Sugeng.

Politisi PDIP itu mengatakan, wajar jika ada yang meragukan kualitas kontraktornya, sehingga muncul tudingan bahwa ada 'permainan' antara Dinas PUPR dan juga kontraktor. Hal itu dikarenakan kondisi payung yang sudah hancur.

"Kita kan tak tahu juga bagaimana proses tendernya, apakah kontraktornya ditunjuk karena faktor kedekatan apa gimana. Soalnya di daerah lain, seperti di Jawa Tengah, itu pembangunan payung raksasanya tak ada persoalan kok," paparnya.