Mangsa 8 Ekor Kambing Warga, Desa Griya Mukti Inhil Diteror Harimau Sumatra

Mangsa 8 Ekor Kambing Warga, Desa Griya Mukti Inhil Diteror Harimau Sumatra
Ilustrasi, Harimau Sumatra Mangsa Ternak Warga

Indragiri Hilir, Terbilang.id - Ketegangan masih menyelimuti Desa Griya Mukti Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), pasca serangan Harimau Sumatera yang memangsa delapan ekor kambing milik warga. Hingga Minggu (25/5/2025), warga masih enggan beraktivitas di kebun maupun sekitar lokasi kejadian karena trauma dan rasa takut yang mendalam.

Jarak lokasi serangan yang hanya sekitar 1,5 kilometer dari permukiman membuat kekhawatiran semakin memuncak. Aparat desa bersama pihak keamanan kini meningkatkan patroli malam dan siang hari demi mengantisipasi kemungkinan harimau kembali muncul.

Kepala Desa Griya Mukti Jaya, Indra Setiawan, mengungkapkan bahwa situasi di lapangan masih belum aman, dan masyarakat diminta menahan diri untuk tidak ke kebun sementara waktu.

“Kami imbau masyarakat tidak pergi ke kebun, apalagi ke titik lokasi. Ini belum tuntas. Harimau bisa saja kembali. Kalau kemarin kambing, besok siapa yang tahu?” ujar Indra dengan nada khawatir.

Menurutnya, pihak desa sudah melaporkan kejadian ini ke camat, bhabinkamtibmas, dan kini hanya bisa menunggu respon dari pihak konservasi, terutama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.

“Kami tidak bisa ambil tindakan sembarangan. Harimau itu satwa dilindungi. Tidak boleh ditembak. Tapi bagaimana kalau warga jadi korban? Kami butuh kehadiran BBKSDA di lapangan,” tegasnya.

Indra juga mendesak agar BBKSDA segera turun tangan dengan langkah konkret, bukan hanya himbauan, mengingat lokasi yang sangat dekat dengan pemukiman warga telah membuat masyarakat hidup dalam tekanan dan ketidakpastian.

“Kami butuh solusi, bukan sekadar imbauan. Harus ada mitigasi nyata agar masyarakat bisa kembali beraktivitas tanpa was-was,” pungkasnya.

Hingga saat ini, warga tetap waspada. Sebagian bahkan memilih tidak tidur malam demi menjaga hewan ternak yang tersisa. Insiden ini menjadi pengingat keras bahwa konflik manusia dan satwa liar di daerah penyangga habitat harus ditangani serius, cepat, dan tepat oleh semua pihak terkait. (*)