100 Hari Kerja Pasangan Abdul Wahid- SF Hariyanto, Pendidikan Gratis Dan Inklusif Mulai Terwujud Di Riau

Pekanbaru, Terbilang.id - Dalam 100 hari pertama masa kepemimpinannya, Gubernur Riau Abdul Wahid bersama Wakil Gubernur SF Hariyanto menunjukkan keseriusan membenahi dunia pendidikan di Bumi Lancang Kuning. Tidak hanya sekadar janji kampanye, berbagai program prioritas kini mulai menyentuh langsung kebutuhan peserta didik dan masyarakat, terutama kelompok rentan.
Salah satu langkah nyata yang langsung terasa manfaatnya adalah peluncuran Bosda (Bantuan Operasional Sekolah Daerah) untuk seluruh SMA/SMK dan SLB, baik negeri maupun swasta. Program ini menjadi fondasi kuat dalam mewujudkan pendidikan gratis di tingkat menengah atas di seluruh Riau.
Bagi siswa dari keluarga tidak mampu yang tidak tertampung di sekolah negeri, Pemprov juga menghadirkan Bosda afirmasi, yang pada tahun ajaran 2025 diperluas hingga menyentuh 3.150 siswa di 12 kabupaten/kota.
Komitmen pendidikan yang inklusif juga ditunjukkan melalui bantuan operasional bagi 373 Madrasah Aliyah swasta. Ini menjadi bukti nyata bahwa Pemprov Riau tidak membedakan pendidikan umum dan keagamaan dalam upaya membangun SDM berkualitas.
Tak berhenti sampai di situ, Pemprov turut meluncurkan program seragam sekolah gratis untuk seluruh siswa baru kelas X SMA/SMK/SLB negeri dan swasta. Sebanyak 110.000 siswa ditargetkan menerima bantuan ini dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025.
Salah satu inovasi terobosan yang patut diapresiasi adalah pengembangan Sekolah Rakyat. Yaitu solusi untuk anak-anak dari keluarga miskin yang selama ini tercecer dari sistem pendidikan formal. Tahap awal akan dimulai dengan memanfaatkan Gedung Asrama Haji Provinsi Riau, sebelum pembangunan sekolah permanen di Pasir Putih.
“Pendidikan adalah hak semua anak Riau, tanpa terkecuali,” tegas Gubernur Wahid saat meninjau kesiapan program, Minggu (1/6/2025).
Langkah-langkah ini menandai awal dari sebuah perubahan besar dalam sistem pendidikan Riau. Dalam 100 hari, arah baru pendidikan telah ditata dengan inklusif, merata, dan menjangkau hingga pelosok serta kelompok marjinal. (*)