Jalankan Program Jelajah Riau Untuk Rakyat, Polda Riau Temukan 2 Desa Tanpa Listrik Di Kampar

Jalankan Program Jelajah Riau Untuk Rakyat, Polda Riau Temukan 2 Desa Tanpa Listrik Di Kampar
Kunjungan Polda Riau Ke Desa Gajah Bertalut dan Aur Kuning, yang terletak di wilayah Kampar Kiri Hulu, hingga hari ini belum tersentuh aliran listrik.

Kampar Kiri, Terbilang.id - Di tengah derasnya arus kemajuan teknologi dan gempuran era digital, dua desa di jantung Kabupaten Kampar masih hidup dalam kegelapan. Desa Gajah Bertalut dan Aur Kuning, yang terletak di wilayah Kampar Kiri Hulu, hingga hari ini belum tersentuh aliran listrik. Masyarakatnya masih mengandalkan sinar matahari dan solar panel seadanya, sementara malam diselimuti pekat.

Tiga tahun lalu, cahaya harapan sempat menyambangi desa-desa itu. Tiang-tiang listrik berdiri tegak, kabel-kabel ditarik melintasi atap rumah. Mimpi warga untuk hidup terang benderang nyaris menjadi nyata. Namun janji itu menguap. Aliran daya tak kunjung datang. Bahkan, kabel-kabel yang sempat terpasang justru menghilang entah ke mana.

“Tiba saatnya kabel dibentangkan, belum tersambung, tapi kemudian tidak pernah tersalurkan. Satu saat kabel yang sudah terbentang itu hilang dari tiangnya,” ujar Kombes Eko Budhi Purwono, Direktur Binmas Polda Riau, Kamis (3/7/2025).

Situasi ini diketahui saat Polda Riau menjalankan Program Jalur (Jelajah Riau untuk Rakyat), sebuah inisiatif Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan untuk menjangkau pelayanan hingga ke daerah terisolasi. Jalur bukan hanya soal bantuan sosial, tapi juga tentang menyambung harapan dan mewujudkan mimpi warga pesisir yang selama ini seolah dilupakan.

Meski jaringan listrik belum masuk, warga tidak tinggal diam. Mereka memanfaatkan panel surya untuk penerangan, meskipun hanya bertahan hingga pukul 11 malam.

“Kalau siang matahari cukup, kita bisa dengar azan sampai Isya,” tambah Eko.

Tak hanya soal listrik, Program Jalur juga mencoba menyelesaikan persoalan pengangguran. Polda Riau menggagas pelatihan satpam bagi pemuda lokal sebagai jalan keluar. Tiga anak muda dari desa sekitar telah diberangkatkan ke Pusdik Satpam di Pekanbaru.

Mereka adalah Ajsyaroh Afdal (22) dari Desa Tanjung Belit Selatan, Boy Sasra (19) dari Dusun I Tanjung Belit, dan M Ridwan (19) dari Desa Gajah Bertalut. Mereka menjalani pelatihan intensif selama 14 hari dan diharapkan dapat bekerja sebagai satpam profesional, membuka jalan bagi penghasilan yang layak.

“Kami sedang mengupayakan agar setelah pelatihan, mereka bisa langsung diserap oleh perusahaan-perusahaan. Kami juga koordinasi dengan pemda,” jelas Eko.

Program Jalur menjadi harapan baru bagi masyarakat pesisir Sungai Subayang yang berada di antara Bukit Rimbang dan Bukit Baling. Polda Riau ingin membuktikan bahwa negara hadir, bahkan di sudut-sudut yang sulit dijangkau.

“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada warga Riau yang tertinggal dari pembangunan,” tutup Kombes Eko. (*)