Indonesia Di Kontrol China?? Ini Data yang dibeberkan Menteri Kemaritiman dan Investasi
Jakarta, Terbilang.id - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan membantah anggapan bahwa Indonesia dikontrol Cina. Ia mengungkapkan, kondisi Indonesia saat ini tidak terlalu tergantung pada Cina.
Untuk membantah anggapan itu, Luhut lalu membeberkan beberapa data - data terkait defisit perdagangan atau trade deficit antara Indonesia dengan Cina yang selalu terus menurun setiap tahun.
Trade deficit adalah kondisi nilai impor suatu negara melebihi ekspornya selama periode waktu tertentu. Ia bertutur, orang yang menganggap Indonesia dikontrol China, dinilainya tidak mengerti soal angka-angka makro tersebut.
Dalam penjelasannya, dalam beberapa tahun, Luhut menyebut nilai defisit ekspor-impor Indonesia dari China terus menyusut hingga ke level 17 miliar dollar AS, dari sebelumnya sempat mencapai 27 miliar dollar AS.
Bahkan, nilai defisit impor Indonesia dengan China sudah berkurang lagi menyisakan sekitar 2 miliar dollar AS di tahun 2021.
"Jadi kalau ada orang yang masih bilang saat ini kita dikontrol China saya juga kadang - kadang bingung ini yang ngomong ngerti apa nggak dengan angka," ucap Luhut seperti dikutip dari akun Youtube Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) pada Minggu (7/8/2022).
"Saya tentara, saya karena tiap hari di-brief (arahan) oleh anak - anak muda di kantor saya, saya menjadi paham ini angka, we are on the right track, kita sekarang sedang jalan di track yang benar," tambah dia.
Diungkapkan Luhut, jika menggunakan patokan perdagangan kedua negara, Indonesia mulai mengurangi ketergantungannya pada Beijing.
"Kita sendiri kadang nggak percaya bahwa kita hebat. Kita ini hebat. Ini Anda lihat juga tadi defisit perdagangan dengan China, bagaimana orang - orang bilang kalau China mengontrol kita?" tegas Luhut.
Hal lain yang dilakukan pemerintah, adalah menggenjot hilirisasi produk tambang. Di mana banyak investor, termasuk dari China, yang menanamkan modalnya di sektor ini.
"Dulu kita ekspor raw material nikel sekarang kita proses di sini. 2024 kita akan memproduksi lithium batre terbesar mulai MNC811. Tahun 2027 kita akan membuat litium batre kalau tidak pertama kedua di dunia," beber Luhut.
Luhut percaya, ekspor produk hilir tambang Indonesia bakal terus meningkat. Ia mencontohkan, ekspor komoditas olahan tambang Indonesia pada tahun lalu saja sudah mencapai 21 miliar dollar AS, lalu naik lagi menjadi 30 miliar dollar AS.
"Dampaknya ini luar biasa pada ekonomi kita. Banyak yang tidak berani. Sehingga sekarang ekspor tertinggi 232 miliar dolar AS tahun lalu, tahun ini mungkin 300 miliar dollar AS. Tahun 2030 kita mungkin 450 miliar dollar AS," ungkap Luhut.
Editor : Muhammad Idris