Diskusi Bersama Rocky Gerung, Luhut Binsar Panjaitan Akui Dirinya serta Etnis Minoritas sangat sulit Jadi Presiden Indonesia
Jakarta, Terbilang.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyadari kecilnya kemungkinan orang luar Jawa untuk menjadi presiden Indonesia. Untuk itu dia menyarankan supaya orang luar Jawa memahami jika berniat untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam waktu dekat.
Dia berpendapat bahwa untuk bisa ikut mengabdi bagi Tanah Air, orang luar Jawa tak mesti menjadi orang nomor satu di Indonesia. Menurutnya hal itu bisa dilakukan melalui jalan lain.
“Apa harus jadi presiden aja kau bisa mengabdi? Harus tahu diri juga lah, kalau kau bukan orang Jawa. Ini bicara antropologi. Kalau Anda bukan orang Jawa dan pemilihan langsung hari ini, udah lupain deh. Enggak usah kita memaksakan diri kita, sakit hati,” kata Luhut
Luhut mengakui bahwa dirinya termasuk orang yang tak mungkin jadi presiden karena kondisi itu. Menurutnya kondisi itu yang membimbingnya menjauh dari hasrat untuk menjadi presiden.
Apalagi menyadari dirinya bukan hanya etnis minoritas, melainkan pula dari golongan agama minoritas.
“Ya termasuk saya. Saya double minoritas. Sudah Batak, Kristen lagi. Jadi saya bilang sudah cukup itu, kita harus tahu,” kata Luhut.
Pembicaraan itu dilakukan bersama pengamat politik Rocky Gerung. Sebelumnya Luhut mengaku bahwa dirinya menerima segala lontaran kritik dari Rocky Gerung yang selama ini dialamatkan kepada Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Menurut Luhut hal itu dibenarkan dalam sistem demokrasi.
Dalam kesempatan itu Luhut pun memuji Rocky dengan sanjungan hebat. Sebab Luhut menilai tokoh yang selama ini dikenal vokal mengkritisi kebijakan pemerintahan Jokowi itu berani mengkritik dirinya.
“Terus terang saya melihat Anda itu hebat, saya kira kita baru bertemu dua kali. Anda kritik saya banyak, Anda kritik pemerintah juga banyak, kritik presiden juga banyak. It’s oke, this is demokrasi,” ujar Luhut.
Penulis : Didi Hasriadi