Mengenal Apa itu G20 , Sejarahnya Hingga Manfaat Bagi Indonesia atas Pelaksanaan Presidensial G20

Bali, Terbilang.id - Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Nusa Dua, Bali pada 15-16 November akan jadi perhelatan Presidensi G20 Indonesia.
G20 adalah forum kerja sama multilateral yang dibentuk pada 1999 atas inisiasi anggota G7. G20 ini menjadi wadah bagi negara-negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis yang melanda dunia, khususnya di Asia, Rusia, dan Amerika Latin.
Awalnya G20 merupakan pertemuan antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral masing-masing anggotanya. Pertemuan. ini bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.
Namun sejak 2008, G20 dihadiri Kepala Negara dalam KTT. Kemudian sejak 2010, G20 juga mulai membahas isu-isu di sektor pembangunan.
Nah dalam perjalanannya, sampai saat ini ada tiga jenis pertemuan dalam G20. Pertama, ada kerja kelompok atau working groups yang diikuti para ahli dari negara G20 untuk membahas isu-isu spesifik terkait agenda G20 yang lebih luas.
Pembahasan tersebut kemudian akan dimasukkan dalam Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi atau ministerial and deputies meetings yang terbagi dalam Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings (FMCBG) dan Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD). Puncaknya, ada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau summit yang merupakan rapat para kepala negara/pemerintahan anggota G20.
Ada 19 negara di dunia dan Uni Eropa yang jadi anggota G20. Berikut daftar lengkapnya negara - Negara anggota G20 :
1.Argentina
2.Australia
3.Brasil
4.Kanada
5.Cina
6.Prancis
7.Jerman
8.India
9.Indonesia
10.Italia
11.Jepang
12.Republik Korea
13.Meksiko
14.Rusia
15.Arab Saudi
16.Afrika Selatan
17.Turki
18.Inggris
19.Amerika Serikat, dan
20.Uni Eropa
Menjadi tuan rumah G20 sejatinya bakal mengundang negara-negara lain sebagai tamu. Salah satunya yaitu Spanyol yang tak pernah absen dari daftar tamu G20. Namun selain itu, tuan rumah juga bakal mengundang organisasi internasional dan regional untuk ambil bagian dalam pertemuan sehingga tercipta ruang representasi yang lebih luas di dalam forum G20.
Pada kesempatan kali ini, Presidensi G20 Indonesia 2022 mengangkat tema 'Recover Together, Recover Stronger' yang artinya pulih bersama dan pulih untuk lebih kuat. Lewat tema ini, Indonesia ingin mengajak dunia bergotong-royong untuk tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan, serta pulih bersama dari pandemi.
Dengan tema ini, ada tiga isu prioritas G20 yang akan dibahas bersama. Isu prioritas itu adalah arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
Dilansir dari laman Wonderful Indonesia milik Kemenparekraf RI, akan ada banyak topik yang bakal jadi fokus pembicaraan dalam G20 di Bali pekan depan. Hal itu dibagi ke dalam dua isu besar, yaitu Financial Track dan Sherpa Track.
Dalam pertemuan Financial Track, para Menteri Keuangan hingga Gubernur Bank Sentral dari masing-masing negara yang hadir akan membahas beberapa isu seputar keuangan. Ada enam agenda prioritas yang dibahas dalam pertemuan ini, yaitu exit strategy untuk pemulihan ekonomi, pencarian cara untuk mengatasi scaring effect krisis ekonomi, sistem pembayaran digital, sustainable finance, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.
Sementara untuk pertemuan Sherpa Track membahas isu yang lebih luas. Beberapa yang akan diangkat yaitu soal agrikultur, antikorupsi, ekonomi digital, energi berkelanjutan, investasi, ketenagakerjaan, kesehatan, lingkungan hidup, pembangunan, juga perdagangan.
Ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan pertemuan G20 ternyata punya banyak manfaatnya.
Pertama, presidensi G20 di tengah pandemi COVID-19 ini membuktikan persepsi baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.
Kedua, ini juga merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Hal ini juga jadi kesempatan untuk Indonesia merepresentasikan negara berkembang lainnya.
Ketiga, presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi atau sekitar 20 tahun sekali. Kesempatan emas ini merupakan peluang besar untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan bangsa kita, baik pada aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat dunia. Dengan kata lain, serangkaian kegiatan G20 bisa mendorong pemulihan Indonesia.
Keempat, hal ini juga jadi kesempatan kita menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan. Apalagi Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang jadi anggota G20.
Kelima, mata dunia, khususnya para pelaku ekonomi dan keuangan tertuju kepada Indonesia. Hal ini memberikan kesempatan kepada kita untuk unjuk gigi berbagai kemajuan yang telah dicapai. Sehingga bisa dikatakan, presidensi ini jadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi lokal dan internasional pasca pandemi.
Terakhir yang tak kalah penting, mendorong bergeraknya roda perekonomian. Sebab sebagai tuan rumah, Indonesia punya kesempatan besar untuk mempromosikan pariwisata hingga produk - produk unggulannya.
Penulis : Didi Hasriadi