Gubri Paparkan Potensi SDA Riau, Usulkan KEK dan KIS ke Menko Perekonomian

Gubri Paparkan Potensi SDA Riau, Usulkan KEK dan KIS ke Menko Perekonomian
Menko Perekonomian, Airlangga Hartanto Terima Audiensi Gubernur Riau Abdul Wahid

Jakarta, Terbilang.id - Gubernur Riau Abdul Wahid menyampaikan langsung potensi besar sumber daya alam (SDA) Provinsi Riau kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam pertemuan strategis yang digelar di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (6/5/2025).

Dalam pertemuan tersebut, Gubri menegaskan bahwa Riau memiliki kekuatan ekonomi berbasis SDA yang sangat besar dan siap untuk dikembangkan secara terintegrasi. Komoditas unggulan seperti kelapa sawit, kelapa, sagu, karet, kopi liberica, hingga hutan tanaman industri (HTI) dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Riau jika didukung kebijakan nasional yang tepat.

"Kalau ingin membangun ekonomi di Riau melalui kebijakan pemerintah pusat, menjadikan Riau sebagai hub pertumbuhan ekonomi bukan hal yang sulit, karena potensinya besar dan berdaya saing," kata Wahid.

Gubri juga mengusulkan beberapa pengembangan kawasan strategis, di antaranya:

  • Pulau Rupat (Bengkalis) sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK),

  • Pulau Rangsang (Kepulauan Meranti) untuk kawasan logistik perkapalan dan industri silika,

  • Bukit Batu (Bengkalis) dengan lahan 8.000 hektare sebagai kawasan ekonomi terpadu,

  • Pulau Burung (Inhil) sebagai pusat industri kelapa, pertanian terpadu, dan halal hub.

"Jika seluruh kawasan ini berkembang, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi Riau secara luar biasa," ujar Wahid optimistis.

Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan bahwa pemerintah pusat terbuka terhadap usulan daerah. Namun, ia menekankan pentingnya kesiapan industri utama dan infrastruktur penunjang agar KEK benar-benar mampu menarik investor.

"Jika industrinya sudah ada, KEK akan berkembang dengan cepat. Pengalaman menunjukkan, banyak KEK gagal karena kesiapan infrastruktur dan lahan belum memadai," kata Airlangga.

Ia juga menyoroti pentingnya posisi strategis kawasan Riau yang berada di jalur Selat Malaka, namun mengingatkan bahwa daya saing menjadi tantangan karena banyak provinsi lain juga mengusulkan KEK.

"Pemda harus jeli memilih wilayah dengan kekuatan terbesar dan menyiapkan jalan, pelabuhan, serta lahan matang. KEK harus kompetitif secara internasional," tegasnya.

Airlangga meminta agar Pemprov Riau segera menyusun studi kelayakan yang matang, membangun komunikasi aktif dengan Dewan Nasional KEK dan tim teknis, serta menyertakan dukungan regulasi yang kuat untuk mempercepat proses penetapan kawasan. (*)