Di Hantui Embargo Amerika, Pilihan Realistis terima tawaran import Minyak Dari Rusia

Di Hantui Embargo Amerika,  Pilihan Realistis  terima tawaran import Minyak Dari Rusia
Import minyak dari rusia, Indonesia Dihantui Embargo dari Amerika

Pekanbaru, Terbilang.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengaku bahwa Indonesia telah menerima tawaran pasokan minyak dari Rusia yang harganya 30 persen lebih murah dibanding harga pasar internasional.

Menurut Sandiaga, pemerintah bisa saja mengambil tawaran tersebut guna mengurangi beban anggaran impor minyak yang terus membengkak seiring lonjakan harga minyak dunia. Opsi mengimpor dari Rusia disebut Sandiaga cukup realistis dilakukan lantaran sebelumnya India juga telah melakukan hal yang sama.

"(Indonesia seharusnya) Tidak perlu takut embargo. Kata Rusia, kita tidak perlu takut. Tinggal bayar pakai rubel (mata uang Rusia) saja. Kita konversi rupiah ke rubel," ujar Sandiaga, lewat akun Instagram-nya @sandiuno, Minggu (21/8/2022).

Penegasan ini, dikatakan Sandiaga, perlu disampaikan lantaran beberapa pihak di kalangan internal pemerintah diinformasikan cukup ragu untuk melakukan impor minyak dari Rusia. Keraguan itu didasarkan pada potensi risiko diterapkannya embargo oleh Amerika Serikat (AS) yang notabene tengah berseteru dengan Rusia terkait perang Rusia-Ukraina.

Andai sanksi embargo benar-benar dijatuhkan, maka bank-bank asal Indonesia berpotensi didepak dari sistem Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT) besutan AS yang selama ini diikuti oleh sebagian besar perbankan dunia.

Selama ini, jejaring SWIFT diandalkan sebagai sistem yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan dunia, sehingga bank dapat mengirim dan menerima pesan transaksi dengan cepat dan aman. Dengan SWIFT, transaksi keuangan saat ini dapat dilakukan antar negara bahkan antar benua.

Jika telah resmi dikeluarkan dari SWIFT, maka dapat dipastikan bank-bank di Indonesia tidak lagi bisa bertransaksi dengan menggunakan dolar AS, seperti halnya yang kini tengah menimpa bank-bank di Rusia.

"Tapi ini memang tantangannya, karena (negara-negara) Barat ini kan mau bagaimana pun juga mereka kontrol teknologi, payment. Setiap pengiriman dolar AS harus lewat New York," tutur Sandiaga.

Sandiaga mengatakan bahwa regulator sektor keuangan saat ini sedang berhitung segala dampak turunan yang bakal muncul jika RI jadi mengimpor minyak dari Rusia dan membayarnya dengan rubel.

Sandiaga juga mengklaim bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada dasarnya telah setuju agar Indonesia mengimpor minyak dari Rusia karena harganya, lebih murah daripada harga pasar internasional.

"Maka kalau buat teman-teman CEO mastermind ditanya, ambil (atau) nggak? Ya ambil lah, karena lebih murah 30 persen dari pasar internasional. Pak Jokowi pun pikirannya juga sama, ambil," tegas Sandiaga.

Penulis : Ade Sugiarto