Antisipasi Bahan Berbahaya, Masyarakat Diimbau Jeli Membeli Takjil

Antisipasi Bahan Berbahaya, Masyarakat Diimbau Jeli Membeli Takjil
Ilustrasi masyarakat saat membeli takjil. (Foto: Istimewa)

Kota Pekalongan, Terbilang.id -Berburu aneka takjil adalah hal yang wajib dilakukan sebagian besar masyarakat sebelum berbuka puasa selama Ramadhan ini, tidak terkecuali di Kota Pekalongan. Ragam menu takjil yang ditawarkan, banyak pilihan, banyak warna, banyak rasa dan harga yang terjangkau, membuatnya menjadi favorit santapan berbuka. Kendati demikian, tetap saja ada potensi bahaya yang mengancam. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan setempat meminta, warga jeli dan teliti sebelum membeli takjil.

Sub Koordinator Kesehatan Olahraga Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Maysaroh menjelaskan bahwa, masyarakat perlu memperhatikan beberapa hal, seperti kemasan, warna dan bentuk produk yang ditawarkan.

"Bagi masyarakat selaku konsumen, kami tak henti-hentinya menghimbau kita harus menjadi konsumen yang cerdas agar bisa memilah dan memilih terlebih dahulu makanan yang akan dikonsumsi. Sebab, makanan yang dikonsumsi sangat menentukan kesehatan kita. Caranya adalah meneliti dari sisi pewarnaan, makanan yang mencolok atau berwarna terang patut dicurigai dan dihindari karena biasanya memakai bahan pewarna berbahaya seperti kandungan Rhodamin B yang merupakan zat pewarna sintetis, yang biasa digunakan pada industri tekstil," terangnya saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Rabu sore (5/4/2023).

Maysaroh menjelaskan, bahan-bahan makanan yang dikhawatirkan mengandung bahan berbahaya seperti formalin atau boraks sebenarnya bisa diketahui dari penampilan tekstur yang lebih kenyal, warnanya akan putih  bersih (glowing) dan pucat, dari aroma baunya juga menyengat.

"Kalau pada tahu yang diformalin biasanya teksturnya keras atau kenyal sekali patut dicurigai. Kemudian, di diamkan dalam suhu ruang selama 3 hari tidak berbau atau basi bisa dipastikan makanan tersebut memakai pengawet, karena normalnya hanya bertahan 4 jam," terangnya.

Maysaroh menyebutkan, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan sejak 27-30 Maret 2023 atau awal puasa Ramadhan telah melakukan pengawasan peredaran makanan dan jajanan di tengah masyarakat melalui kegiatan sidak yang memang rutin dilakukan setiap tahun dengan sasaran bervariasi, seperti di awal Ramadhan menyasar para penjual takjil di 4 kecamatan yang ada di Kota Pekalongan. Selain itu, para penjual makanan di pasar, sekolah-sekolah, dan sentra jajanan. Sidak dilakukan oleh tim gabungan dari petugas sanitarian masing-masing puskesmas dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Pekalongan.

"Tujuannya adalah memantau, mengawasi dan memastikan makanan yang beredar di tengah masyarakat terjamin keamanan dan kelayakan konsumsinya. Seperti diketahui, masalah keamanan pangan yang sampai saat ini masih perlu diwaspadai bersama adalah penggunaan bahan-bahan kimia seperti formalin, boraks, pewarna sintetis seperti metanil yellow dan Rhodamin B," ungkapnya.

Maysaroh menambahkan, untuk Tahun 2023 ini, sidak takjil menyasar 200 sampel yang dijual di 4 kecamatan yang ada di Kota Pekalongan untuk diuji kandungan bahan makanannya. Adapun makanan yang diuji adalah makanan-makanan yang dicurigai mengandung bahan-bahan kimiawi berbahaya seperti pada tahu, bakso, sempolan, siomay, mie, dan sebagainya.

"Dari 200 sampel yang diuji tersebut, Alhamdulillah untuk makanan takjil yang mengandung formalin ataupun boraks tidak ditemukan. Namun, masih ada yang mengandung pewarna sintetis, dimana dari 200 sampel itu, 82 sampel diuji pewarna, ternyata ada 2 sampel yang masih menggunakan Rhodamin B (pewarna sintetis merah). Temuan ini masih 2,4 persen seperti tahun 2022 lalu masih ditemukan pada sampel kerupuk. Untuk 2 sampel itu kami temukan pada makanan bubur sagu dan kerupuk. Kalau bahan kimia itu kita konsumsi, walaupun jumlahnya kecil dan dikonsumsi berlarut-larut, akan sangat berbahaya ke tubuh kita karena bisa menyebabkan penyakit kanker," pungkasnya.***