Demi Hilangkan Santet, Pria Di Mandau Relakan Istri Dicabuli Dukun Sebanyak 3 Kali
Bengkalis, Terbilang.id - Kepolisian Sektor (Polsek) Mandau menangkap dua pria yang diduga terlibat dalam kasus pencabulan terhadap seorang perempuan berusia 20 tahun, di Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau. Kedua tersangka adalah ZM (42), seorang pria yang mengaku bisa mengobati penyakit nonmedis, dan RR (28), yang merupakan suami korban berinisial ST.
Kapolsek Mandau, Kompol Primadona, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyebut, ZM melakukan tindakan pencabulan dengan dalih pengobatan alternatif yang dipercaya mampu mengeluarkan “guna-guna” dari tubuh korban. Mirisnya, suami korban justru membiarkan tindakan tersebut karena yakin sang istri telah terkena santet.
“Pelaku menyebut dalam tubuh korban terdapat santet berupa paku dan ulat. Ini adalah modus pelaku melakukan tindak pidana asusila. Korban sudah tiga kali dipaksa berhubungan badan,” jelas Prima, Jumat (4/7/2025).
Peristiwa bermula pada Juni 2025, saat RR membawa istrinya ke rumah ZM untuk berobat. ZM kemudian mengklaim dapat menyembuhkan korban melalui ritual mandi tobat tanpa busana. RR menyetujui dan bahkan menyaksikan prosesi tersebut.
ZM selanjutnya menyuruh RR melakukan ritual transfer ilmu batin di ruang tamu. Sementara itu, ZM menyetubuhi korban di kamar tidur, dengan dalih sebagai bagian dari proses penyembuhan.
“Korban sebenarnya sejak awal menolak, tetapi pelaku terus membujuk dan suaminya juga menyarankan untuk mengikuti apa yang diperintahkan,” tambah Prima.
Merasa tidak tahan dengan tekanan psikologis dan perlakuan yang diterimanya, korban akhirnya mengadu kepada keluarga. Kasus ini kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian. Tim Polsek Mandau langsung bergerak dan menangkap kedua pelaku.
Polisi saat ini tengah mendalami indikasi doktrin menyimpang yang mungkin mempengaruhi pelaku dan suaminya. Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan bahwa keduanya dinyatakan sehat secara psikologis.
ZM diketahui merupakan duda yang telah bercerai delapan tahun lalu dan tinggal sendiri di rumah besar di permukiman padat penduduk. Menurut keterangan keluarganya, ia dikenal tertutup dan jarang bersosialisasi, bahkan tidak pernah melapor ke RT setempat. (*)
